Tahukah kamu jika dari 1000ml Minyak Jelantah kita bisa menghasilkan +-850ml Biodiesel dan +-150 crude gliserol?

Modal yang digunakan adalah katalis berupa potassium hidroksida. Dengan ketepatan kadar katalis, suhu, dan methanol maka kita bisa menghasilkan bahan bakar B-100 yang nantinya digunakan secara langsung ke mesin diesel atau dibuat B-30 (70 Solar Petral dan 30 Solar Nabati).


Biodiesel cocok di negara tropis terlebih indonesia produsen terbesar Crude Palm Oil (CPO). Asalkan minyak sawit yang digunakan untuk bahan biodiesel adalah generasi kedua atau minyak jelantah maka Gap karbon dioksida menjadi positif untuk lingkungan.


Menjadi masalah ketika biodiesel menggunakan CPO atau minyak sawit generasi pertama. Gap antara karbon dioksida yang diselamatkan dengan rusaknya hutan akibat alih fungsi hutan menjadi ladang sawit baru.
Itulah sebabnya negara eropa seperti jerman dan belanda memberi insentif tinggi bagi industri mereka yg menggunakan biodiesel B10 untuk mesin mereka, biodiesel yg diolah dari limbah minyak jelantah asia tenggara dan asia barat.

Harga ekspornya cukup tinggi, makanya tak heran banyak yang berani membeli jelantah dengan harga yang kadang tidak masuk akal, karena harganya nyaris seperti minyak baru.


Kenapa eropa hanya pada B10 salah satunya karena iklim dingin di eropa akan membuat biodiesel menjadi Gel saat musim tertentu. Sedangkan di indonesia berambisi membuat B-100 untuk pemakaian dalam negeri. Semata karena indonesia over produksi CPO dan tidak stabilnya harga CPO dunia.


Komunitas diharapkan mampu melakukan pengolahan limbah sebelum berakhir di lingkungan atau landfil. Kondisi masyarakat yang tinggi konsumsi menghasilkan jutaan kubik sampah plastik dan sampah harian lainnya. Menambah beban alam terhadap limbah.

Workshop Gratis Untuk Komunitas


Jalantara hadir sebagai organisasi yang concern dan mengajak masyarakat bisa melakukan pengelolaan dan pengolahan sampah menjadi jauh lebih bermanfaat sehingga mengurangi beban Landfil yang sudah over capacity. Jika kamu berkunjung ke tempat pembuangan sampah kamu akan lihat bukan lagi tumpukan namun sudah berbentuk bukit-bukit sampah yang tinggi menjulang.


Komunitas pengolahan sampah bisa berbasis tempat tinggal, sekolah, pesantren atau komunitas residensial lainnya. Limbah plastik, minyak jelantah, organik dapat dikembangkan menjadi produk ramah yang dapat diserap oleh komunitas tersebut. Misalnya pondok pesantren kecil dengan jumlah santri 50 orang memiliki estimasi pengeluaran untuk personal hygiene santri serta household pembersih sekitar 6-8jt setiap bulannya.

Kompor Biodiesel Bertekanan

Kebersihan pribadi santri adalah salah satu kunci keberhasilan dan kenyamanan sistem boarding begitu juga kebersihan lokasi belajar. Mahalnya harga household dan bodycare menjadi bebam tersendiri bagi pondok pesantren atau pondok yatim. Selain itu kebutuhan bahan bakar untuk memasak juga tak kalah tinggi perhari masak untuk 50 anak saja butuh setidaknya 1-2jt gas LPG sebulan.


Jika pondok pesantren mampu menghasilkan sendiri kebutuhan home dan bodycare untuk santri dan gedung pesantren ini sudah menurunkan cost rutin, apalagi jika yang diolah dari surfaktan hasil pemurnian minyak jelantah. Bahan bakar masak bisa dengan menggantinya dengan biodiesel hasil trans-esterifikasi minyak jelantah. Teknologi biogas juga bisa dilakukan dari limbah organik pesantren.

Semua teknologi ini mudah diaplikasikan dan tentu sangat bermanfaat serta berpeluang menimbulkan income bagi pondok apabila produk tersebut bisa di jual terbatas bagi donatur dan supporter pondok pesantren atau pondok yatim.
Penggunaan energi hijau dan aplikasi surfaktan harus difokuskan untuk dikonsumsi komunitas sedangkan penjualan kepada pihak luar adalah bonus saja dan bukan tujuan utama.

Hal ini dapat dimodifikasi untuk kebutuhan komunitas lain selain pesantren, bisa untuk panti asuhan, komunitas peduli sampah, karang taruna dan banyak entitas lain yang bisa mengelola dan mengolah sampah untuk tujuan komunitas sendiri.
Anda bisa bayangkan berapa potensi pengurangan sampah di landfill. Belum lagi teknologi recycle sampah plastik yang sederhana seperti rebuild sampah berbagai tipe untuk di mold menjadi barang tepat guna, misalnya membuat meja kursi dan peralatan yang dipelukan komunitas itu sendiri yang dapat dibuat dari sampah plastik aneka jenis.

Trans-esterifikasi sederhana minyak jelantah menjadi biodiesel


Pengelolaan sampah dengan teknologi sederhana namun secara proyeksi mampu mensubsidi atau menggantikan kebutuhan komunitas adalah jawaban untuk indonesia bersih dan indonesia hijau.


Ide jalantara ini harusnya sangat sederhana, yang menjadi tantangan adalah mentransfer teknologi ini ke sebanyak mungkin masyarakat. Teknologi ini bukanlah teknologi rumit dan banyak tersedia di sosial media atau bisa dicari berbasis website, namun masyarakat terkadang lebih mudah menerima jika mereka bisa langsung praktek dan berlatih tanpa harus riset panjang tentang printilan kebutuhan hingga lokasi harus beli bahan dimana dan seterusnya.


Kehadiran Jalantara adalah mengisi missing link tersebut. Dengan mengratiskan ilmu pengetahuan dan hasil riset yang berfokus pada teknologi mudah terap dan mengedepankan komunitas sebagai garda terdepan pengelolaan dan pengolahan limbah.


Salam Lestari. Salam Jalantara. Ubah limbah menjadi produk ramah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *