Banyak pelestari lingkungan yang melakukan konversi limbah menjadi bahan yang bernilai guna namun tak jarang konversi limbah tersebut hanya menjadi sampah dalam bentuk yang lain atau setidaknya hanya memperpanjang umur limbah. kualitas yang kurang memenuhi ekspektasi pasar, harganya yang kelewat tinggi, atau bahkan memang tidak begitu banyak penggunaannya di masyarakat.

pada ulasan kali ini kita tidak membahas jenis limbah yang sangat banyak kita bisa mulai dari limbah minyak jelantah. yup, minyak jelantah ini sangat greasy, jika dibung ke wastafel akan menyumbat drainase, berbau tak sedap dan disukai tikus got, belum lagi kalau masuk ke perairan akan menghasilkan pencemaran air yang merusak dan membunuh biota di reservoir besar seperti danau atau laut.

sudah cukup banyak orang yang mencoba melakukan recycle terhadap limbah organik cair ini, paling banyak diubah menjadi sabun batang dan “lilin aromatheraphy”. melihat kondisi masyarakat yang jarang menggunakan sabun batang apalagi menyalakan “lilin aromatheraphy” nampaknya konversi ini mentok dipenyerapan yang kecil. image “bau”, lengket, kusam, penampilan yang tidak enak dipandang dan kekurangan lainnya nampaknya konversi minyak jelantah harus memiliki terobosan.

Produk recycle limbah jelantah yang ada sangat terbatas seringkali kita menemukan bahwa konversi menjadi sabun, lilin, biodiesel hanyalah pemanis saja pada dasarnya jelantah yang dikumpulkan hanya akan dikepul kepada eksportir minyak jelantah dari tangan paling bawah sampai pengepul besar.

Hal tersebut terjadi lantaran produk konversi minyak jelantah yang kurang memenuhi product assesment yang diharapkan dan dibutuhkan masyarakat. jangankan untuk membeli kadang menerima produk recycle yang kurang berkualitas atau kurang berguna hanya akan menambah umur limbah saja dirumah mereka.

Yayasan Jalantara menjadi riset institut yang memahami permasalahan ini dan mencoba mengisi missing link antara kemampuan dan pengetahuan konversi limbah menjadi produk yang berkualitas baik dan berguna serta penyerapannya tinggi dimasyarakat sehingga konversi limbah menjadi besar dan massif dilakukan menjadi sebuah konsep sirkular ekonomi yang sustainable.

Kami telah melakukan riset dan pengembangan recycle produk yang mempertimbangkan faktor kemudahan duplikasi, tepat guna, penyerapan yang besar serta faktor keamanan dalam melakukan konversi. produk minyak jelantah dapat diubah menjadi bahan surfaktan atau pembersih cair yang biodegradable yang menjadi bahan utama produk household yang dipakai sehari-hari. dengan prinsip sebisa mungkin produk hasil upcycle ini berkualitas tidak jauh berbeda dengan kualitas produk pembersih umum yang dijual dipasaran. sehingga user akan dengan senang hati menyelamatkan bumi menggunakan produk berkualitas.

Produk Binaan Jalantara
Bank Sampah 01 Pengasinan Depok

Sebut saja lima produk yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga yaitu sabun cuci piring, deterjen pakaian, sabun cuci tangan, pembersih lantai dan karbol kamar mandi. pada prinsipnya modifikasi dilakukan karena minyak jelantah telah diubah menjadi surfaktan base yang tinggal dimodifikasi sesuai produk yang diinginkan. setidaknya sudah ada 50 jenis produk turunan untuk household homecare, personal care, dan otomotif.

Produk Binaan Jalantara
Bank Sampah Seruni Mekarjaya Depok

yang perlu diingat disini adalah kita mendesain produk dengan melibatkan surfaktan base yang kita hasilkan dari proses upcycle diawal. posisi surfaktannya bisa sebagai emulsifier, solubilizer, atau condiment tambahan.

Langsung saja kita belajar ya cara membuat produk turunan dari minyak jelantah yang hasilnya ga kalah guys dengan produk pasaran. Check it out!

sebelum memulai lebih jauh akan dijelaskan dulu tahapan yang akan dilalui dalam upcycle kali ini. minyak jelantah yang digunkan dilakukan proses pemurnian dan refinasi terlebih dahulu. kemudian tahap kedua adalah tahapan yang paling penting pembuatan surfaktan base dari minyak yang sudah dimurnikan. tahapan terakhir adalah tahap mixing menjadi produk yang diinginkan.

Pemurnian Minyak Jelantah

Minyak Jelantah akan melalui beberapa tahap pemurnian untuk menghilangkan dan mengurangi pengotor yang tidak kita inginkan baik secara fisik maupun kimia. kan ga lucu kalau produk kita ternyata masih ada kulit ikan asin nya ya kan guys hehe..

Pengendapan. atau presipitasi dengan memanfaatkan gravitasi bumi. alias minyak jelantahnya kita diamkan dulu dalam wadah tertutup dan berwarna gelap untuk mengurangi potensi rancid atau tengik karena aktivitas oksidasi atau mikrobakteri.

Penyaringan. atau filtrasi nah sobat jalantara saat menyaring sebelumnya panaskan dulu guys minyaknya sampai suhu sekitar 60-70 derajat celcius untuk menurunkan kekentalan minyak saat akan disaring menggunakan kertas saring jika kalian tidak memilikinya kalian bisa gunakan tisu berlapis sebagai saringan diatas saringan stainless ya guys usahakan menggunkan tisu yang non pemutih guys.

proses penyaringan

Penyerapan. Bahasa kerennya chemicals adsorption. kita memilih adsorben atau bahan penyerap yang organik dari karbon aktif kamu bisa membelinya di toko aquarium juga ada guys kami sarankan gunakan yang berbentuk pellets atau batangan sehingga akan memudahkan saat penyaringan dibandingkan karbon aktif bubuk. masukan karbon aktif kedalam minyak yang bersuhu 90-100 lalu aduk perlahan selama 15-30 menit untuk memaksimalkan penyerapan bahan seperti peroksida, fosfolipid, dan senyawa lain yang tidak kita harapkan ada. setelah itu diamkan sejenak lalu saring kembali untuk memisahkan karbon aktif tadi.

Karbon Aktif bentuk Pellet

Cuci Panas. metode hotwash dilakukan untuk memisahkan senyawa berfase air dengan senyawa minyak yang berfase organik. caranya minyak yang sudah di adsorpsi yang telah dingin dicampur dengan air mendidih dengan perbandingan 1:1 dengan minyaknya. lalu aduk hingga minyak dan air terpisah kembali. fungsi tahap ini adalah memisahkan pengotor larut air karena minyak goreng kita sering digunakan menggoreng bahan dengan kandungan air tinggi seperti ayam, ikan, dan daging. aroma minyak akan cenderung odorless dibandingkan saat belum ditreatment. minyak yang sudah terpisah dalam wadah kita pisahkan dan ambil bagian minyaknya serta bagian airnya dapat digunakan untuk menyiram tanaman.

Finishing dengan memanaskan minyak dengan suhu 100 derajat celcius sampai sisa air dalam minyak hilang. lalu minyak ini sudah menjadi bahan baku pembuatan surfaktan base kita nanti.

Selanjutnya kita bahas di post selanjutnya ya bagaimana tahapan kedua yaitu pembutan surfaktan base nantikan posting selanjutnya ya! kamu sudah melangkah satu step lebih dekat untuk bisa recycle dirumah dan komunitas kamu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *