Sampah kemasan sekali pakai adalah jenis sampah yang mendominasi perairan di kepulauan seribu. Pencemaran biota air juga terjadi karena sulitnya mengolah limbah minyak goreng yang kerap hanya dikubur ditanah berpasir atau langsung masuk perairan pantai dan menjadi pencemar yang memiliki daya rusak ekologis tinggi hingga 1 : 1000 artinya 1 liter minyak jelantah mencemari 1000 liter air laut.

Banyak upaya yang telah dilakukan oleh penggiat lingkungan dikawasan paling utara Provinsi DKI Jakarta ini namun kerap terkendala kemampuan dan teknologi konversi yang mudah diterapkan yang sesuai dengan keadaan lingkungan kepulauan. Sulitnya akses air bersih dan mahalnya bahan bakar juga menjadi poin tantangan tersendiri disini

Rumah literasi hijau adalah salah satu pioneer konservan yang menjaga agar pulau seribu khususnya pulau pramuka dapat lestari dengan tagline “pulauku nol sampah” melakukan upaya edukasi dan penyelamatan lingkungan. Salah satunya melakukan konversi plastik sekali pakai menjadi bahan bakar crude solar dengan metode pirolisis dengan kapasitas 15-20kg sampah kemasan satu kali running selama 6 jam. Selain itu edukasi pemilahan serta eco literasi berupa laboratorium plastik yang terbuka untuk umum dalam belajar.

Namun perlu kita telisik lebih jauh bahwa reduce adalah metode terbaik yang bisa kita lakukan dalam usaha prevensi penggunaan plastik sekali pakai terutama yang banyak ditemukan adalah sampah plastik bekas deterjen, bahan pembersih, kemasan shampoo sachet, sabun mandi dan aneka produk homecare lainnya. Sehingga apabila kita mampu mengurangi penggunaannya sedari hulu maka sampah ini secara massif akan tereduksi.

Pada tanggal 5-7 Juli 2022 PMO Jabodetabek Punjur bersama yayasan jalantara dan rumah literasi hijau menyelenggarakan pelatihan berkelanjutan berupa pendampingan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi bahan pembersih cair dan biodiesel. Dengan target pembuatan shelter stasiun Refill produk homecare dan bodycare sehingga sirkular ekonomi bisa terwujud sesuai cita-cita menjadi pulau nol sampah di dua pulau pertama yang menjadi pilot project yaitu pulau pramuka dan pulau panggang yang padat penduduk persis diseberang pulau pramuka.

Produk yang diajarkan dan didampingi adalah produk homecare dan bodycare berbasis minyak alami hasil pemurnian minyak jelantah dengan penambahan bahan ramah lingkungan lain berbasis tumbuhan agar produk yang dihasilkan sesuai ekspektasi pengguna sehingga mampu melakukan konversi minyak goreng bekas pakai sekaligus mengurangi sampah plastik di perairan. Selain itu biodiesel akan dikembangkan menggunakan kompor sederhana dan kompor blower guna menjadi alternatif energi yang dapat di mixed dengan pirolitik crude solar menjadi produk Diesel B-30.

Harapan lain adalah komunitas penggiat lingkungan, badan pengelola sampah RW, Bank Sampah, mampu mandiri menghasilkan profit dalam upaya penyelamatan lingkungan minimal mengurangi biaya bulanan keluarga, rumah makan dan usaha homestay yang dikeluarkan untuk bahan pembersih seperti sabun pencuci piring, deterjen pakaian, pembersih lantai, shampoo dan body wash serta aneka jenis produk yang telah dan akan diajarkan bertahap dengan cita besar itulah yang tengah dimulai bersama-sama. Berhasilkah? Mari kita berjuang bersama dan lihat hasilnya ya, Ganbatte! Fighting!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *