Pada bulan September 2024, Yayasan Jalantara menjadi bagian dari sebuah acara yang sangat penting dan bermakna dalam rangka Pertikawan Nasional 2024, diselenggarakan di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PPGLHK), Serpong. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Gerakan Pramuka Indonesia, yang bertujuan untuk memberikan bimbingan teknis terkait pengolahan sampah, khususnya kepada para anggota Pramuka dari Perkemahan Bakti Saka Kalpataru dan Wanabakti.
Acara yang berlangsung di tengah antusiasme tinggi para peserta, terutama dari seluruh pelosok negeri, menjadi platform berbagi ilmu dan keterampilan mengenai pengelolaan limbah organik dengan pendekatan inovatif. Salah satu sesi yang paling menarik adalah bimbingan teknis pengolahan sampah yang dipandu oleh tim Yayasan Jalantara. Tim ini menyampaikan materi tentang cara mengolah limbah organik dari sampah dapur menjadi maggot melalui metode biokonversi, yang tidak hanya menyelesaikan permasalahan limbah, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomis yang signifikan.
Maggot, atau larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF), menjadi sorotan dalam sesi pengolahan limnbah. Para peserta Pramuka diajarkan bagaimana mengubah limbah dapur seperti kulit buah dan sayur menjadi media pertumbuhan maggot. Proses biokonversi ini tidak hanya mengurangi volume sampah organik secara signifikan, tetapi juga menghasilkan maggot yang kaya akan nutrisi. Setelah dipanen, maggot kemudian diolah menjadi bubuk yang berguna sebagai pakan ternak, khususnya ayam dan lele. Hal ini menjadi solusi praktis dan ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah organik sekaligus mendukung sektor peternakan dengan pakan yang bernilai gizi tinggi dan lebih hemat biaya.
Yang lebih mengesankan, bubuk maggot ini bukan satu-satunya produk yang dihasilkan. Dalam acara tersebut, tim Yayasan Jalantara juga memanfaatkan lemak yang diekstrak dari maggot untuk diolah bersama dengan minyak jelantah—limbah yang sering kali diabaikan—menjadi produk rumah tangga berupa sabun serbaguna. Sabun ini, yang khusus dibuat untuk mencuci piring, langsung digunakan oleh para peserta setelah sesi makan bersama, memberikan pengalaman nyata tentang bagaimana limbah dapur dapat diubah menjadi produk yang berguna dan bermanfaat.
Acara bimbingan teknis ini juga memperlihatkan bagaimana pendekatan sirkular dalam pengelolaan limbah dapat diterapkan secara praktis dan ekonomis. Riset yang dipresentasikan selama sesi tersebut menunjukkan bahwa limbah organik seperti kulit buah, sayur, dan minyak jelantah memiliki potensi yang sangat besar untuk diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomis dengan bantuan maggot. Pendekatan sirkular ini menekankan pentingnya daur ulang dan pemanfaatan kembali limbah sebagai bahan dasar wirausaha, yang bukan hanya ramah lingkungan tetapi juga berpotensi memberikan penghasilan bagi masyarakat yang mengelolanya.
Acara ini semakin istimewa karena adanya partisipasi dari tim Pramuka yang datang dari Jayapura, ujung timur Indonesia. Tim dari Kwartir Cabang (Kwarcab) Jayapura ini menunjukkan komitmen luar biasa dengan perjalanan yang penuh tantangan. Mereka menempuh perjalanan satu minggu di lautan hanya untuk mencapai acara ini, menghabiskan satu minggu lagi di Jabodetabek untuk mengikuti rangkaian kegiatan Pertikawan, dan kembali ke Jayapura dengan perjalanan laut selama satu minggu. Keikutsertaan mereka menunjukkan semangat besar untuk belajar dan membawa pulang pengetahuan tentang pengelolaan limbah yang berkelanjutan ke komunitas mereka.
Kolaborasi antara KLHK, Pramuka Indonesia, dan Yayasan Jalantara pada acara Pertikawan Nasional 2024 ini tidak hanya menciptakan sebuah momen pembelajaran, tetapi juga menanamkan kesadaran kepada generasi muda tentang pentingnya menjaga lingkungan. Sesi bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh Yayasan Jalantara memberikan pemahaman praktis dan aplikatif mengenai bagaimana limbah, yang sering kali dianggap sebagai masalah, dapat diubah menjadi solusi bernilai ekonomi.
Lebih dari itu, acara ini memperlihatkan pentingnya inovasi dalam menangani permasalahan lingkungan. Pemanfaatan maggot dalam proses biokonversi dan transformasi limbah organik menjadi produk yang bermanfaat, seperti pakan ternak dan sabun, menunjukkan bahwa pengelolaan limbah tidak hanya tentang mengurangi sampah tetapi juga tentang menciptakan peluang wirausaha yang ramah lingkungan. Dengan semangat gotong royong yang terjalin antara para peserta dan mentor, acara ini berhasil memotivasi para Pramuka untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Acara ini menjadi bukti bahwa dengan kerjasama, inovasi, dan edukasi, limbah yang dianggap masalah besar bisa diolah menjadi peluang yang menguntungkan secara ekonomi dan berkelanjutan bagi masa depan bangsa. Maka, Yayasan Jalantara siap mengambil bagian dalam pelestarian lingkungan.