Tahukah kamu cara revolusi ramah bekerja? Ini bukan tentang politik. Ini tentang yang lebih penting. Tentang bumi tempat manusia berpijak hidup dan berkehidupan. Revolusi yang dimaksud di sini adalah tentang esensi perubahan menuju perbaikan. Bahwa alam kita semakin hari kian rusak adalah fakta yang teramat nyata di depan mata kita. Permasalahan sampah dan perusakan alam yang massif dilakukan tanpa kita sadari.

Setiap manusia di era kini setiap harinya berkontribusi menyumbang sampah. tahukah kamu bahwa untuk menjaga permen kecil tetap baik kita melindunginya dengan bungkus plastik yang baru akan degrade ratusan tahun kemudian? Untuk urusan makan yang ga sampai 5 menit kita rela menambah beban alam ratusan tahun. Belum lagi sampah lainnya. Tidak ada masalah dengan plastik, karena dulu plastik dibuat untuk menyelamatkan pohon dan lingkungan. Yang jadi masalah adalah tidak adanya sirkular life of product sehingga limbah berakhir di lingkungan atau landfill.

Begitu juga dengan minyak jelantah. Komoditas minyak sawit adalah andalan indonesia. Hutan dibuka untuk memastikan produksi generasi pertama minyak sawit lahir, namun generasi kedua minyak sawit sebagai by product rumah tangga atau kita sebut jelantah saat ini belum di desain ekonomi sirkularnya. Pergerakan jelantah massif karena urusan ekspor ke negara maju yang mau membeli jelantah kita dengan harga tinggi, dengan alasan saving earth juga.

Namun apakah indonesia melakukan pengolahan biodiesel dari minyak jelantah secara terpadu? Jawabannya tidak karena belum terbangunnya infrastruktur collecting poin dan pengolahan limbah jelantah terpadu. Lha wong minyak jelantah tidak dikategorikan bahan kimia berbahaya kok. Jadi ga masuk limbah B3 juga. Lalu kemana? Ya yang pasti asosiasi pengusaha minyak nabati mengestimasi 20% minyak jelantah direkondisi balik lagi ke pasaran curah yang sudah pasti merusak kesehatan. Sisanya yg lain? Sangat mungkin mencemari lingkungan tanah atau perairan.

Seolah kita kehabisan cara untuk menyelesaikan permasalahan sampah. Karena disisi lain industri menghasilkan limbah plastik yang bukan main banyaknya, bahkan Galon aja ada yang sekali pakai guys! Galon loh. makanya galonnya kami pakai sebagai wadah dispenser produk hehe…

Terlepas dari banyaknya masalah yang seperti kucing mau makan ekornya sendiri, muter dan mbulet aja kami menawarkan gagasan baru tentang pengolahan limbah berbasis komunitas. Kami percaya kegotong royongan indonesia masih ada, negara ini negara hebat kuat dan besar jiwanya. Apalagi ini urusan sampah yang menjadi masalah kita bersama.

Coba kamu bayangkan jika dosa kamu terhadap limbah jelantah bisa dibayarkan dengan membiayai pengolahan jelantah menjadi produk sehari-hari. Misalnya kamu sebulan kira-kira habis 4L minyak goreng maka kamu harus recycle 4L juga. Caranya? Support Organisasi pengolah limbah jelantah. Kalau kamu tahu 1L minyak jelantah dapat menjadi 10L produk pilihan. Sabun Cuci piring, Sabun Cuci tangan, Deterjen pakaian, Pembersih Lantai, Sabun Mandi dan shampo, sampo mobil dll. 10L produk itu sekitar 100k lah ya biayanya.

Let say kamu ga pakai produk itu kamu bisa kirimkan ke taken point product semacam dispenser tinggal ambil. Masyarakat yang butuh akan datang dan ambil seperlunya. Tahu ga sih kamu, dengan mengambil bahan pembersih tadi mereka bisa menabung dari uang yang tadinya buat beli kebutuhan pembersih jadi ga perlu keluar uang lagi. Itu semua karena sedekah dari kamu yang niat bayar dosa jelantah.

Produk didesain untuk ramah lingkungan dan secara perlahan membuat masyarakat beralih. Kita tidak memaksa masyarakat memakai pembersih yg 100% isinya sabun jelantah. Kita buat slow but sure mereka ga notice bahwa yg mereka pakai itu produk dari jelantah karena kualitas yang mereka pakai sangat mirip dengan yang biasa mereka pakai.Itulah mengapa revolusi ini disebut revolusi ramah, pelan-pelan, masyarakat mulai merasakan sirkular ekonomi, bahan pembersih yang tiap hari mereka butuh didapatkan dari produk pengolahan jelantah yang mereka buang. Setiap produk dimulai dengan kadar 10-25% surfaktan jelantah yang bahasa kerennya potassium palmitat.

Hal ini berarti mulai ada kanal baru yang sirkular life span dari siklus produk minyak sawit, dari alam akan kembali ke alam dengan ramah. Kelebihan produk yang kita buat adalah sebisa mungkin memiliki degradability yang tinggi. Secara ekonomi gimana? Tentu bagi sebagian orang yang hendak mengambil peran sebagai pelaku ekonomi monggo saja, yang pasti produk sabun cuci tangan merk minimarket saja harganya sudah 7rb untuk 375ml lha kalo kita bisa jual 1L dengan harga 10rb tentu sangat bersaing.

Namun kami fokus menyelenggarakan dan membantu komunitas mengolah limbahnya sendiri. Semisal komunitasnya belum mampu bisa berlatih dikami, jika sementara belum bisa dilakukan di residensial komunitas maka kami dengan senang hati akan mengirimkan produk pengolahan jelantah untuk kamu baik pribadi atau komunitas. Dengan 100k setiap 10L produk kamu sudah bisa berbagi dan mendesain sendiri mau diberikan produk apa dan kepada siapa.

Misal kamu mau bantu komunitas petani kamu bisa konversi jadi biodiesel untuk mesin giling padi atau traktor, nelayan bisa untuk kapal, jika kamu mau konversi jadi surfaktan bisa kamu pilih produk sabun cuci tangan untuk masjid atau rumah ibadah lain, cuci piring untuk ukm warungan, cuci baju untuk laundry, shampo motor untuk ukm jasa cuci kendaraan, dan banyak lagi.

Intinya Yuk kita konkritkan bersama Jalantara. Kami sudah menyiapkan rekening untuk donasi program recycle. Nanti ada rekening atas nama Yayasan Jalantara. Kamu bisa visit kapan saja. Asal janjian wkwk karena kami juga kerja, sama seperti kamu hehe.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *